Paiton, 5 September 2024 – SMA Nurul Jadid kembali
mencetak prestasi gemilang di dunia literasi dengan dengan terbitnya lima novel
ber-ISBN yang ditulis oleh siswa- SMA Nurul Jadid. Karya-karya tersebut
merupakan hasil kerja keras dari para siswa yang terlibat dalam program
literasi sekolah, dan kini secara resmi diterbitkan. Momentum bersejarah ini
menjadi bukti nyata bahwa generasi muda sekolah ini mampu menghasilkan karya sastra
yang berkualitas, penuh kreativitas dan siap menginspirasi para pembaca.
Kelima novel yang diterbitkan ini mengangkat
berbagai tema menarik, mulai dari kehidupan remaja, persahabatan, hingga
petualangan fiksi ilmiah. Setiap cerita menawarkan perspektif segar dari
penulis-penulis muda yang bersemangat.
Novel pertama berjudul “ Fate Rafaelia” karya Nidaan Khafiyya, mengisahkan tentang
perjalanan hidup Rafaelia, seorang gadis muda yang harus menghadapi takdir yang
tidak pernah dia bayangkan. Rafaelia tumbuh dalam keluarga yang penuh kasih
sayang, namun hidupnya berubah drastis ketika sebuah tragedi besar menimpa
keluarganya. Kehilangan orang-orang yang dia cintai membuat Rafaelia terjebak
dalam kesedihan dan kebingungan yang mendalam. Novel ini menggali tema tentang
takdir, cinta, dan pengorbanan, dengan sentuhan fantasi yang membuat cerita
semakin menarik. Rafaelia harus memutuskan apakah dia akan menerima takdirnya
atau melawan untuk mencari jalan hidup yang baru.
Novel kedua berjudul “ Titik” karya Huriyatul
Aliyah adalah sebuah novel yang menggambarkan perjalanan batin seorang
perempuan bernama Aila yang sedang mencari makna hidup di tengah berbagai
tekanan dan persimpangan hidup. Dalam pencariannya, Aila menghadapi konflik
batin yang intens, antara mengejar ambisi pribadi atau memenuhi ekspektasi
keluarga dan masyarakat di sekitarnya.
Dengan latar belakang kehidupan kota yang dinamis,
Aila perlahan menyadari bahwa setiap keputusan yang diambil memiliki
konsekuensi yang tidak selalu mudah dihadapi. Dalam perjalanannya, ia bertemu
dengan berbagai karakter yang memperkaya pandangannya tentang cinta,
persahabatan, dan pengorbanan.
Novel ketiga berjudul “ Don’t Look back In Anger” karya Ade Irma D.W. Novel ini mengisahkan
tentang perjalanan emosional yang penuh lika-liku, di mana penulis menyoroti
pentingnya pengampunan, baik kepada orang lain maupun kepada diri sendiri.
"Don't Look Back in Anger" mengajarkan bahwa memaafkan bukanlah tanda
kelemahan, melainkan langkah menuju kedewasaan dan ketenangan batin.
pembaca diajak mengikuti kisah hidup seorang wanita
bernama Raya, yang mencoba berdamai dengan masa lalunya yang penuh luka dan
pengkhianatan. Berawal dari tragedi yang membuatnya kehilangan orang-orang
terdekat, Raya tumbuh dengan dendam dan amarah yang mendalam. Ia merasa
hidupnya terhenti pada momen-momen pahit tersebut, dan sulit melangkah maju.
Novel keempat
berjudul “ Angin Kencang”
karya Gendis Wilujeng Setiawan Novel ini menggambarkan perjuangan hidup seorang pemuda bernama Arka
di tengah berbagai tantangan yang datang seperti badai. Kehidupan Arka yang
awalnya tenang berubah drastis ketika keluarganya mengalami masalah besar,
memaksanya untuk meninggalkan impian-impian masa muda dan menghadapi kenyataan
pahit.
Badai kehidupan yang diibaratkan sebagai angin
kencang terus menghantam, membuat Arka harus berjuang keras agar tidak jatuh.
Dalam prosesnya, Arka menemukan bahwa meskipun angin kencang dapat menggoyahkan
segalanya, ada pelajaran berharga yang ia dapatkan. Setiap cobaan membuatnya
semakin kuat dan membentuk karakternya menjadi lebih tangguh.
Novel kelima
berjudul “ Biarkan Waktu Yang
bercerita” karya Kiranti Dwi A Novel ini mengisahkan perjalanan hidup
Nayla, seorang perempuan yang mencoba menemukan makna di balik setiap peristiwa
yang ia alami. Setelah mengalami kehilangan besar dalam hidupnya, Nayla merasa
terjebak dalam lingkaran waktu yang menyakitkan, di mana setiap kenangan terasa
seperti beban yang sulit dilepaskan.
Seiring berjalannya waktu, Nayla menyadari bahwa ada
hal-hal yang tidak bisa dipaksakan untuk dilupakan atau disembuhkan secara
instan. Ia belajar bahwa terkadang, satu-satunya jalan untuk berdamai dengan
masa lalu adalah dengan membiarkan waktu yang menjawab semua pertanyaan dan
menyembuhkan setiap luka.
Wakil Kepala sekolah bagian Kesiswaan Slamet Santoso, S.Pd, menyampaikan apresiasi
setinggi-tingginya kepada penulis muda dan guru pembina yang telah mendampingi proses
kreatif tersebut. "Terbitnya lima
novel ini merupakan kebanggaan besar bagi kami. Kami selalu mendukung penuh
potensi siswa dalam bidang literasi dan berharap ini menjadi inspirasi bagi
siswa lain untuk terus berkarya," ujarnya.
Salah satu penulis, Nidaan Khafiyya Siswi Kelas XII
Program Komunikasi Internasional, menyampaikan rasa syukur dan kebahagiaannya
atas terbitnya novel perdananya. "Menulis novel adalah impian saya sejak
lama. Berkat dukungan dari oarng tua, guru dan teman-teman, impian ini akhirnya
terwujud," ujarnya.
Para penulis menekankan bahwa karya ini adalah hasil
dari pembelajaran yang tidak hanya
mereka dapatkan di dalam kelas, mereka merasa bahwa pengalaman di luar
kelas, seperti diskusi literasi, kegiatan ektrakurikuler Pena Kreatif, dan
pembinaan intensif, telah memperkaya ide-ide dan memperdalam kemampuan mereka
dalam berliterasi menulis. “ Di SMA Nurul Jadid, kami tidak hanya belajar teori
di kelas, tapi juga dilatih untuk mengasah kreativitas dan bakat kami di
belbagai bidang, termasuk menulis,” ujar Kiranti, salah satu penulis novel
tersebut.
Dengan terbitnya lima novel ini, SMA Nurul Jadid
semakin memperkuat posisinya sebagai lembaga pendidikan yang tidak hanya fokus
pada akademik, tetapi juga pada pengembangan kreativitas dan bakat seni
siswanya. Serta ini merupakan langkah penting dalam membangun masa depan yang
cerah bagi bangsa melalui karya-karya yang bermakna. Novel-novel karya Siswa
SMA Nurul Jadid tersebut tersedia di took-toko buku terdekat dan platform
online untuk memberikan kesempatan pembaca menikmati karya-karya inspiratif
dari generasi muda.
Penulis : Juwaeni, M.Pd.
Editor: Lihin