PELESTARIAN BUDAYA BATIKHIMPUNAN SISWA PROGRAM (HSP) ILMU SOSOAL
PELESTARIAN BUDAYA BATIK

Himpunan siswa program (HSP) mengadakan talk show yang bertempat di auditorium putri SMA Nurul Jadid. Mereka mengadakan acara ini dalam rangka pengembangan sumber daya alam, dengan tema “Membudayakan kearifan lokal” kearifan lokal yang dimaksud adalah seni membatik. Dimana yang menjadi narasumber adalah guru SMA Nurul Jadid sendiri, yaitu bapak Mahrus Ali S.S. acara Talk Show ini dimeriahkan oleh siswi program IPS baik dari siswi unggulan maupun reguler. Mulai dari kelas X sampai kelas XI



Acara kali ini nyaris sempurna, sebab adanya sedikit kesalahan yaitu kurangnya persiapan yang matang. Alhasil Ketika penyaji telah hadir, acara tidak dapat berlangsung sebab kurangnya kursi untuk moderator. Kesalahan tidak sampai situ saja. Selama acara berlangsungpun tidak memakai mikrofon sebab adanya kesalahan system yang membuat mikrofon tersebut tidak berfungsi sehingg, menyebabkan suara penyaji tidak dapat terdengar secara lantang. Sehingga para siswi pun harus benar-benar fokus mendengarkan materi yang disampaikan oleh penyaji. Tetapi hal tesebut tidak menurunkan semangat para siswi IPS. Mereka tetap mengikuti acara dengan bahagia dengan fasilitas yang ada. Untuk menambah semangat para siswi, penyaji membuka sesi tanya jawab, dimana siswi yang berani bertanya  akan diberi hadiah. Hal itu membuat para siswi semakin semangat untuk aktif bertanya, tidak sedikit dari mereka yang mengajukan pertanyaan.



Mereka memilih tema batik karena pengaplikasian batik di SMA Nurul Jadid ini kurang, meski di sekolah telah diajarkan materi-materi tentang membatik, tetapi tidak dipraktekkan. Maka HSP IPS mengadakan Talk Show dengan tema ini agar para siswi SMA Nurul Jadid lebih tertarik untuk mempelajari dan menjaga kelestarian batik.



Namun pada sangat pertengahan acara Pak Mahrus mengundurkan diri karena ada kesibukan, lalu diganti oleh karyawannya, Pak Ali Mahfudz yang diamanahkan untuk mengisi acara selanjutnya. 4 tahun sudah Pak Ali terjun di dunia batik, yang mana istri beliau adalah murid Pak Mahrus Ali. Ilmu batik yang istrinyanya dapat, dia ajarkan kepada Pak Ali dan mulai membuat desain batik sendiri bersama sang suami.



Kegiatan selanjutnya Pak Ali mengajak para siswi untuk praktek mencoba membuat batik sendiri, Pak Ali sudah mempersiapkan alat-alat dan bahan yang dibutuhkan. Langkah pertama para siswi mencoba mewarnai menggunakan canting batik, mereka tidak menggambar batik sendiri, Pak Ali sudah menyiapkannya karena waktu yang dibutuhkan tidak sedikit. Setelah batik diwarnai, selanjutnya dicelupkan ke water glass untuk mengunci warna agar tidak luntur. Langkah terakhir adalah penjemuran. Kain batik dijemur di halaman sekolah tanpa menggunakan alas selama kurang lebih 15 menit, jika penjemuran terlalu lama yang terjadi nanti kain mudah sobek karena kaku.

#misi_pi



Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)